PT. Holcim Indonesia, Tbk.
Analisis SWOT ( Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats )
A.
Profil
PT. Holcim Indonesia, Tbk. adalah perusahaan sebuah
perusahaan pembuat semen di Indonesia yang sebelumnya bernama PT. Semen
Cibinong Tbk. bergantinya nama seiring dengan dikuasainya mayoritas saham
perseroan oleh Holcim Ltd., pergantian nama perusahaan dilakukan pada 1 Januari
2006. Pergantian nama ini juga diikuti oleh anak perusahaan perseroan PT Semen
Cibinong Tbk yang berganti nama menjadi PT Holcim Indonesia Tbk. mulai tanggal
1 Januari 2005 dan juga PT Trumix Beton menjadi PT Holcim Beton. Tujuan dari
perubahan nama itu karena perseroan berkeinginan untuk memberitahukan bahwa
perseroan adalah bagian dari grup internasional, yaitu Holcim Ltd. Selain nama,
Semen Cibinong juga akan mengganti logo perusahaannya.
PT. Holcim adalah pelopor dan inovator di Indonesia yang
bergerak dalam pembuatan semem dan PT. Holcim adalah satu-satunya penyedia yang
terintegrasi sembilan berbagai jenis semen, beton dan agregat. Produk-produk
yang diproduksi oleh PT. Holcim merupakan produk yang masih berhubungan dengan
bahan bangunan, dengan fokus kepada penciptaan semen berkualitas, berupa semen
maupun mortar instan, dan perangkat pendukungnya yang umumnya berupa
modul-modul blok pengisian semen yang dapat digunakan sebagai pengganti batu
bata. PT. Holcim sedang membangun sebuah waralaba yang unik dalam memberikan
solusi lengkap untuk membangun perumahan atau rumah dengan harga terjangkau.
Untuk itu Holcim melatih lebih dari 3.000 tukang batu, lebih dari 43 pewaralaba
dan lebih dari 9.000 outlet ritel di seluruh pulau Jawa.
Visi dan Misi
1. Visi
Menjadi yang terbaik dan paling dihormati berperforma perusahaan Indonesia di
industri kami, peringkat di antara yang terbaik di Grup Holcim.
2. Misi
PT
Holcim Indonesia Tbk melalui pembuatan dan penjualan semen, beton, agregat dan
pengembangan masyarakat, akan memberikan keuntungan secara lestari maksimum kembali
kepada para pemegang saham dengan tetap menjaga tugas yang bertanggung jawab
perawatan kepada semua pemangku kepentingan.
B. Analisis SWOT
Strengths/Kekuatan
1. Komitmen manajemen PT. Holcim yang ingin menjadikan
merek dan produknya sebagai pilihan
utama konsumen, maka dari itu manajemen Holcim membuat divisi baru, yaitu
Marketing & Branding. Kehadiran divisi ini merupakan bagian dari proses
berbenah diri yang dilakukan perusahaan.
2. Strategi bisnis PT. Holcim yaitu competitive advantage
diferensiasi (menciptakan inovasi produk maupun jasa yang dibuat berdasarkan
hasil survei berkala kebutuhan pasar)
3. Strategi marketing PT. Holcim berusaha membangun pasar
melalui Brand Building dengan memasang iklan yang memakan biaya hingga Rp 34,91
milyar pada tahun 2006, atau 9 kali lipat biaya iklan semen Tiga Roda milik
Indocement.
4. PT. Holcim dapat mengubah penjualan menjadi kas dalam
waktu singkat. PT. Holcim mampu mengubah penjualan menjadi kas dalam waktu 61
hari, lebih cepat dibandingkan dengan Semen Gresik yang 76 hari, dan Indocement
106 hari (Bisnis Indonesia, 26 Maret 2008). Dengan demikian, perputaran uang
Holcim lebih baik daripada saingan usahanya sehingga Holcim lebih fleksibel
dalam menggunakan dananya.
5. Produk – produk PT. Holcim yang tergolong produk yang
belum pernah ada sebelumnya. Misalnya saja rumah tahan gempa, blok-blok modul
rumah tahan gempa yang efektif dan hemat biaya pembangunan, dan juga program
terbaru yang diluncurkan Holcim, yaitu program Solusi Rumah Holcim.
6. Kerjasama PT. Holcim dengan Politeknik Negeri Jakarta
untuk pemberdayaan SDM.
7. Holcim menggunakan server group internal digunakan
untuk menghubungkan pabrik-pabrik di dalam negeri, dan bertukar informasi serta
mengkoordinir program lintas pabrik Holcim.
Weaknesses/Kelemahan
1.
Hutang PT. Holcim yang sangat banyak mengakibatkan PT. Holcim harus mematok
harga tinggi agar dapat segera melunasi hutang tersebut. Menurut Bisnis
Indonesia edisi 26 Maret 2008, hutang valas Holcim mencapai US$300 juta atau
terbesar dibandingkan dengan utang valas emiten semen lainnya. Rasio utang
bersih Holcim adalah 91,07%, Indocement 22,18%, dan Semen Gresik 3,8%.
2.
Kemampuan jual yang lebih rendah, terutama dalam eksposur penjualan perseroan
ke luar Jawa. Hal itu terjadi karena kapasitas produksi PT. Holcim merupakan
yang terendah dibandingkan Semen Gresik dan Indocement serta letak pabrik PT.
Holcim yang terpusat di pulau Jawa.
3. Bagaimanapun, semen merupakan produk yang bersifat bulky atau mempunyai
bobot yang berat, komponen biaya angkut akan tinggi sehingga meningkatkan biaya
yang harus ditanggung PT. Holcim.
Opportunities/Kesempatan
1. PT. Holcim Indonesia Tbk. adalah milik dari PT. Holcim Ltd. yang merupakan
perusahaan semen terbesar di dunia.
2. Dengan diciptakannya produk – produk yang inovasi, PT. Holcim memiliki
kemumgkinan dapat bersaing unggul daripada perusahaan semen semen lain yang ada
di Indonesia.
3. Tim Geocycle PT. Holcim menyediakan solusi lengkap untuk limbah industri,
kotamadya dan pertanian. PT. Holcim memelopori pembuangan yang aman ozon
depleting CFC gas – fasilitas pertama di Asia Tenggara sehingga dapat
mengurangi lingkungan dari emisi gas karbon.
4. Potensi bahan – bahan mentah pembuatan semen di Indonesia cukup banyak.
Threats/Ancaman
1. Jangkauan pasar Semen Gresik yang merupakan pesaing dari PT. Holcim yang
sangat luas karena mempunyai Semen Gresik untuk pasar Jawa, Semen Padang untuk
kawasan Sumatra, dan Semen Tonasa untuk wilayah Sulawesi.
Analisa Strategi Competitive Advantage PT.
Holcim, Tbk
A. Strategi Korporasi
PT. Holcim Indonesia, Tbk. (HI) merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang produksi semen bangunan. Produk-produk yang diproduksi
oleh HI merupakan produk yang masih berhubungan dengan bahan bangunan, dengan
fokus kepada penciptaan semen berkualitas, berupa semen maupun mortar instan,
dan perangkat pendukungnya yang umumnya berupa modul-modul blok pengisian semen
yang dapat digunakan sebagai pengganti batu bata.
Sebagai perusahaan lama dengan pemilik dan nama brand baru, HI memilih untuk
menggunakan strategi korporasi growth. Holcim menggunakan growth strategy
karena pasar semen Indonesia masih berpeluang besar untuk berkembang hingga HI
berani merencanakan pembangunan pabrik baru di Tuban. Lebih jauh lagi, Holcim
menganut baik integrasi vertikal maupun horizontal yang terkonsentrasi.
Sebagaimana perusahaan semen lainnya, Holcim memilih untuk berkonsentrasi pada
produk semen mengingat semen membutuhkan peralatan yang sangat spesifik dengan
investasi yang sangat besar. Vertical strategy dibutuhkan karena diperlukan
integrasi yang terkoordinir dari supply hingga marketing, terutama suplai
beberapa bahan baku yang membutuhkan penambangan tersendiri dan marketing yang
membutuhkan biaya transportasi tinggi. Dalam strategi integrasi vertikal,
Holcim memilih untuk menggunakan tipe long-term contract pada material yang
dibeli. Namun demikian, ada dua material utama yang menggunakan sistem full
supply, yaitu limestone dan clay yang harus ditambang sendiri dari Pulau
Nusakambangan. Distribusi semen Holcim juga menganut sistem long-term contract.
Sedangkan integrasi horizontal terjadi karena akuisisi Semen Kujang, Semen
Nusantara, dan Semen Cibinong di bawah bendera Holcim, Ltd. Akuisisi ini
dilakukan Holcim untuk memperluas jaringan distribusi Holcim ke Indonesia. Menurut
Investor Daily edisi 26 Maret 2008, perseroan ini akan mengakuisisi perusahaan
semen di Kupang. Berbeda dengan akuisisi Semen Cibinong oleh Holcim Ltd.,
rencana akuisisi semen Kupang dilakukan Holcim agar dapat mempercepat
pertumbuhan usahanya karena pembangunan pabrik semen membutuhkan waktu selama
tiga tahun.
B.Strategi Bisnis
Strategi bisnis yang dijalankan oleh HI adalah
competitive advantage diferensiasi, sebab Holcim sering menciptakan inovasi
produk maupun jasa yang dibuat berdasarkan hasil survey berkala kebutuhan
pasar. Oleh karena itulah, walaupun terhitung brand baru di dunia semen
Indonesia, Holcim mematok harga yang lebih tinggi rata-rata Rp 1.500,00 per sak
semen dari saingannya . Di sisi lain, hutang HI yang sangat banyak mengakibatkan
Holcim harus mematok harga tinggi agar dapat segera melunasi hutang tersebut.
Menurut Bisnis Indonesia edisi 26 Maret 2008, hutang valas Holcim mencapai
US$300 juta atau terbesar dibandingkan dengan utang valas emiten semen lainnya.
Rasio utang bersih Holcim adalah 91,07%, Indocement 22,18%, dan Semen Gresik
3,8%.
C. Strategi Fungsional
Strategi fungsional yang diambil HI antara lain:
1. strategi marketing
Strategi yang digunakan oleh Holcim adalah marketing mix.
Dalam market development, Holcim berusaha membangun pasar melalui brand
building dengan memasang iklan yang memakan biaya hingga Rp 34,91 milyar pada
tahun 2006, atau 9 kali lipat biaya iklan semen Tiga Roda milik Indocement.
Sedangkan product development dilakukan dengan membangun produk melalui penciptaan
produk-produk baru seperti rumah tahan gempa, Semen Serba Guna, dan mortar
instan yang merupakan hasil kerja sama Holcim dengan PT Cipta Mortar Utama.
Untuk menjamin produknya tepat sasaran dan sesuai dengan harapan konsumen,
Holcim melakukan survey kebutuhan produk secara berkala yang mengakibatkan HI
termasuk di antara perusahaan yang menerapkan pull strategi karena hanya
menjawab kebutuhan pasar. Uniknya, walaupun tergolong merek baru yang mengusung
produk serupa dengan emiten semen lain, Holcim berani memasang harga produknya
lebih tinggi, yaitu rata-rata lebih mahal Rp 1.500,00 per sak semen
dibandingkan semen lainnya. Hal ini mungkin terjadi karena keperyaan diri HI
akan produknya yang dibuat berdasarkan survey pasar tersebut. Di sisi lain, hutang
HI yang sangat banyak mengakibatkan Holcim harus mematok harga tinggi agar
dapat segera melunasi hutang tersebut. Menurut Bisnis Indonesia edisi 26 Maret
2008, hutang valas Holcim mencapai US$300 juta atau terbesar dibandingkan
dengan utang valas emiten semen lainnya. Rasio utang bersih Holcim adalah
91,07%, Indocement 22,18%, dan Semen Gresik 3,8%.
Selain kelemahan dari segi harga tersebut, ada kelemahan lain dari Holcim yang
cukup fatal dibandingkan kedua saingan utamanya, yaitu kemampuan jual yang lebih
rendah, terutama dalam eksposur penjualan perseroan ke luar Jawa. Dalam hal
ini, eksposur penjualan perseroan ke luar Jawa Holcim adalah yang terendah di
antara saingan bisnisnya, yakni hanya 10 %, sedangkan Semen Gresik sudah
mencapai 50% dan Indocement mencapai 30%. Hal itu terjadi karena kapasitas
produksi Holcim merupakan yang terendah dibandingkan Semen Gresik dan
Indocement serta letak pabrik Holcim yang terpusat di pulau Jawa. Bandingkan
dengan jangkauan pasar Semen Gresik yang sangat luas karena mempunyai Semen
Gresik untuk pasar Jawa, Semen Padang untuk kawasan Sumatra, dan Semen Tonasa
untuk wilayah Sulawesi. Kapasitas produksi total HI adalah 7,9 ton per tahun,
Semen Gresik 18,4 ton, dan Indocement mencapai 16,5 ton per tahun. Bagaimanapun,
semen merupakan produk yang bersifat bulky atau mempunyai bobot yang berat,
komponen biaya angkut akan tinggi sehingga meningkatkan biaya yang harus
ditanggung Holcim.
2. strategi keuangan\
Dalam hal ini, Holcim memilih untuk mencari dana melalui
peminjaman modal kepada pihak luar dan melalui hasil penjualan
produk-produknya. Di luar hutangnya yang sangat banyak, HI mempunyai satu
kelebihan dibandingkan Semen Gresik atau Indocement, yaitu kemampuan mengubah
penjualan menjadi kas dalam waktu singkat. Holcim mampu mengubah penjualan
menjadi kas dalam waktu 61 hari, lebih cepat dibandingkan dengan Semen Gresik
yang 76 hari, dan Indocement 106 hari. Dengan demikian, perputaran uang Holcim
lebih baik daripada saingan usahanya sehingga Holcim lebih fleksibel dalam menggunakan
dananya.
3. strategi resource and development
Secara umum, Holcim menggunakan strategi close
innovation. Berdasarkan produk-produknya Holcim tergolong dalam leader
technological. Sebab, produk-produk ciptaan HI merupakan produk yang belum ada
sebelumnya. Misalnya saja rumah tahan gempa, blok-blok modul rumah tahan gempa
yang efektif dan hemat biaya pembangunan, dan juga program terbaru yang
diluncurkan Holcim, yaitu program Solusi Rumah Holcim.
4. strategi operasi
Produk-produk HI dibuat melalui continuous production.
5. strategi pembelian bahan baku
Strategi pembelian bahan baku Holcim adalah strategi sole
supplier untuk menjamin kualitas suplai mayoritas material. Selain membeli, HI
juga menyediakan suplai bahan baku melalui proses penambangan yang dilakukan
perusahaan tersebut. Material yang didapat melalui penambangan antara lain
limestone dan clay, yang ditambang dari Pulau Nusakambangan. Semua material
yang didapat diatur dalam sistem stok. Bahan-bahan yang sudah ditambang atau
dibeli dikumpulkan dalam suatu area yang difungsikan sebagai gudang terbuka.
Setiap ’gunungan’ material diatur dalam jarak tertentu dan dijaga agar tidak
banyak tercampur antara satu dan lainnya.
6. strategi logistic
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, logistik material
Holcim menggunakan sistem stok. Demikian pula dengan produk yang siap dijual
kepada customer. Awalnya, produk jadi akan disimpan dalam gudang untuk kemudian
diatur dan dijadwalkan pengirimannya ke kota-kota lain.
7. strategi pemberdayaan SDM
Holcim mengutamakan skilled labor daripada low skilled
labor untuk menjamin kualitas semen yang dihasilkan, terutama para pekerja dan
tukang bangunannya. Baik-buruknya kualitas produk semen sangat bergantung pada
cara tukang bangunan mengaplikasikan produk Oleh karena itu, bekerja sama
dengan Politeknik Negeri Jakarta, sejak tahun 2006 HI menggelar pelatihan
kepada para tukang bangunan yang diberi nama Akademi Ahli Bangunan Holcim
(AABH) di berbagai kota. Dalam pelatihan tersebut, HI mengasah skill tentang
konstruksi dan memberikan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah keselamatan
serta kesehatan kerja.
Selain mengadakan pelatihan AABH, sejak tahun 2006, Holcim membuka sarana
pendidikan setara D III bagi lulusan SMA yang disebut Enterprise based
Vacational Education (EVE) yang bekerja sama dengan Universitas Sudirman
Purwokerto. Status mahasiswa EVE adalah mahasiswa magang yang belajar selama 5
hari dalam satu minggu, 1 hari class room dan 4 hari praktek lapangan. Dalam
EVE, siswa lulusan SMA tersebut diberi pelajaran dan pelatihan mengenai
produksi semen. Nantinya, beberapa lulusan yang dianggap layak akan ditarik
untuk bekerja di HI.
8. strategi teknologi informasi
Holcim menggunakan server group internal untuk
menghubungkan semua pabriknya di seluruh dunia. Untuk lingkup internasional,
Holcim menggunakan server group tersebut untuk berhubungan, mengendalikan, dan
mencari tahu perkembangan pabrik Holcim di negeri lain, terutama dengan Holcim
pusat. Untuk lingkup Indonesia, server group digunakan untuk menghubungkan
pabrik-pabrik di dalam negeri, dan bertukar informasi serta mengkoordinir
program lintas pabrik Holcim.